Pancasila dalam Era Revolusi Industri Keempat


Pancasila dalam Era Revolusi Industri Keempat

Pancasila sebagai Sarana Pemersatu Bangsa
            Seperti yang telah tercantum pada bagian latar belakang, Pancasila dilahirkan karena adanya keragaman dalam masyarakat Indonesia. Harapan dari para pendiri bangsa ini adalah, dengan adanya Pancasila maka seluruh perbedaan atau keragaman yang mewarnai masyarakat Indonesia, dapat disatukan dalam satu dasar Negara. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mohamad Sinal. Dalam bukunya yang berjudul ‘Pancasila: Konsensus Negara-Bangsa Indonesia’, Mohamad Sinal menyampaikan bahwa Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik masyarakat Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras, dan golongan (Sinal, 2017:2). Pancasila menjadi satu-satunya dasar Negara dan sekaligus sebagai alat untuk mempersatukan bangsa ini. Kalimat ini dapat juga diartikan bahwa ketika ada usaha-usaha dari segelintir orang yang bertujuan untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa, berarti usaha tersebut juga mencederai Pancasila. Syafruddin Amir, dalam penelitiannya yang berjudul Pancasila as Integration Philosophy of Education and National Character menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan kegiatan yang konstitusional karena Pancasila dipandang sebagai media akulturasi dari bermacam-macam pemikiran mengenai agama, pendidikan, budaya, politik, social, dan bahkan ekonomi (Amir, 2013)

Revolusi Industri Keempat
            Pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) yang diselenggarakan di Davos, Switzerland pada bulan Januari tahun 2016, hal yang menjadi sorotan adalah mengenai revolusi industri keempat yang sedang kita hadapi saat ini. Emanuel Dimitrios Hatzakis, dalam artikelnya yang berjudul The Fourth Industrial Revolution, menyatakan bahwa salah satu ciri dari era revolusi industri keempat adalah semakin banyaknya perkembangan teknologi dalam kehidupan kita (Hatzakis, 2016). Fenomena ini sekarang sudah semakin terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari. Memang jika kita berbicara konsep revolusi industri, maka konteks yang digunakan adalah konteks industri, mencakup produksi, bisnis, pasar, dan lain sebagainya. Akan tetapi dalam tulisan ini saya ingin membawa konsep revolusi industri tersebut ke dalam konteks kehidupan bermasyarakat karena sebenarnya masyarakat juga merupakan elemen dari industri kehidupan.
            Tanpa kita sadari, saat ini dalam hidup sehari-hari, kita semakin tenggelam dalam hiruk pikuk teknologi. Dalam menjalankan setiap aktivitas, kita hamper tidak pernah terlepas dari gawai yang kita miliki, baik untuk mengerjakan rutinitas tugas di kantor maupun untuk bersosialisasi dengan orang lain. Perkembangan teknologi yang sangat pesat pun bisa diikuti oleh masyarakat Indonesia dengan mudah. Hal ini terlihat dari semakin seringnya teknologi komunikasi muncul dengan mengusung fitur-fitur yang semakin canggih dan dalam waktu singkat sudah mampu menjaring pelanggan dalam jumlah yang tidak bisa dikatakan sedikit.

Urgensi Menghadirkan Pancasila dalam Hiruk Pikuk Teknologi
            Dari semakin banyaknya penggunaan teknologi dalam kehidupan, salah satu hal yang patut diwaspadai adalah penggunaan teknologi yang tidak bertanggungjawab dapat berdampak pada rusaknya persatuan dan kesatuan bangsa ini. Sudah banyak peristiwa yang mengarah ke sana, sebagai contoh: penggunaan media sosial (medsos) untuk menyebarkan ajaran-ajaran radikal yang berpotensi melukai Kebhineka Tunggal Ika-an bangsa ini, mudahnya seseorang memberikan ujaran kebencian kepada orang lain melalui media sosial, serta tindakan-tindakan ekstrim seperti bom bunuh diri di beberapa tempat ibadah. Bahkan aktivitas ini seakan semakin tidak terkendali karena begitu mudahnya membuat akun media sosial serta semakin banyaknya masyarakat bangsa ini yang mudah terpancing dengan isu-isu radikal tersebut. Pemerintah memang tidak tinggal diam dalam menyikapi beberapa peristiwa tersebut. Tetapi yang menjadi masalah adalah dunia teknologi adalah dunia yang cair dan dinamis. Ketika pemerintah sudah berusaha untuk memblokir beberapa akun media sosial yang meresahkan, maka bisa dipastikan akan semakin banyak muncul akun-akun baru yang serupa.
            Perlu diingat bahwa dari uraian sebelumnya, kita menyadari bahwa Pancasila merupakan pemersatu bangsa. Dari sini kita bisa melihat bahwa semua tindakan-tindakan yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, termasuk juga yang dilakukan dengan perantaraan teknologi berarti telah melukai Pancasila. Kelima sila dalam dasar Negara kita bukanlah hanya untaian kalimat-kalimat kosong yang hanya akan menghiasi buku-buku pelajaran. Lambang Burung Garuda Pancasila bukan pula hanya sekedar pajangan yang wajib menghiasi dinding setiap rumah. Justru yang harus kita sadari adalah bahwa dengan adanya Pancasila maka seluruh elemen bangsa ini yang sangat beragam, akan dapat disatukan termasuk ketika kita semakin akrab dalam menggunakan teknologi pada kehidupan kita. Semakin tinggi penggunaan teknologi, seharusnya kita semakin bersatu dengan orang lain karena pada dasarnya teknologi diciptakan untuk membuat hidup kita menjadi lebih baik. Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah dasar Negara kita memiliki lima sila. Lima merepresentasikan bilangan ganjil. Sesuatu yang masuk dalam kategori bilangan ganjl, akan menjadi lebih lengkap jika ada bilangan genap. Maka, kelima sila dalam Pancasila tersebut akan menjadi semakin lengkap jika kita mampu menggenapinya dengan berperilaku sesuai dengan pesan-pesan yang tersirat dari sila-sila tersebut.

Comments

Popular posts from this blog

Review Bab 1 Hal-hal Mengenai Sejarah Pancasila

FILSAFAT PANCASILA